Jumat, 04 Mei 2012

(*.*)

Diposting oleh Ahwanti World di 01.01 0 komentar

 Tentang Matahari
Bicara tentang matahari, semua orang pasti memuja-mujanya dengan ketegaran cahaya yang dimiliki, memancarkan energy yang membuat kita hidup dan dapat melakukan aktifitas setiap harinya. Tak hanya itu, malampun kita masih bisa merasakan  cahayanya. Lihatlah bulan yang begitu indah dilangit malam, dia tak kan berarti tanpa matahari. Tapi kenapa tidak seperti yang kulihat di seseorang yang ku anggap matahari ini?
Pertama aku juga beranggapan dia begitu tegar layaknya sang matahari, kata-katanya begitu bijak dan arif. Tindakannya tegas layaknya lulusan TNI dan sering tersenyum pada setiap orang. Tapi setelah ku mengenalnya semua berubah. Dia begitu lemah dan rapuh. Susah untuk mengertinya, mencoba menafsir dari kata-kata yang dikeluarkannya. Sering aku menganggap, dia kesepian dalam senyum yang membuatku tenang dan nyaman. Dia memang sering membuatku tertawa dalam bahagia. Tapi apakah dia sendiri bahagia didalam hatinya? Kuharap begitu. Sering juga aku mendapati dia bersama teman-temannya membicarakan hal yang menarik sepertinya tapi yang ku lihat dia menatap lurus kecakrawala seakan ada yang mengganggu dipikirannya. Sekali lagi aku menganggap aku kurang mengertinya lagi. Aku mencoba mendalaminya lagi, mencoba mengertinya dengan segala yang tersirat. Mencoba menjadi sahabat terbaik yang dapat diandalkannya, tapi sekarang itu seakan menjadi angan belaka karena kita semakin terpisah semakin menjauh satu sama lain. Tapi aku masih bisa mencoba menjadi seorang yang selalu ada saat dia membutuhkanku. Kenapa begitu? Bukan masalah aku menjadi pelampiasan atau tidak. Tapi aku hanya merasa merugi, aku sudah mengenal dia begitu lama tapi kenapa aku tidak tau banyak tentang dia? terbukti sampai sekarang aku belum bisa memahaminya.
Kucoba merenungi, kenapa begini? Buakankah dia selalu ada disaat aku membutuhkannya, selalu ada disaat aku menangis, bahagia, terjatuh, terbang di anginpun dia tau. Tapi apa yang aku tau tentang dia? Jawabannya mudah dan aku baru menyadarinya sekarang  “aku begitu egois”. Ini termasuk alasanku untuk selalu ada saat dia mengalami sesuatu yang dianggapnya layak dibagikan entah itu senang ataupun sedih. Aku ingin bisa menjadi orang yang dipercayanya. Sahabat ma’afkan aku selama ini, teruntuk matahariku: “ terangilah hidupmu,  terangi hatimu juga, bukan hanya engkau bisa menerangi orang lain saja.”

Rabu, 02 Mei 2012

cerpenku ^^

Diposting oleh Ahwanti World di 22.45 0 komentar

SEBUAH DO’A

Mendung menutupi keceriaan matahari di sore ini. Tedengar sayup-sayup angin berhembus ditelingaku serta terlihat pohon-pohon mempertahankan ketegarannya menghadapi terpaan angin. Entah kenapa hatiku terasa risau diperjalanan pulang kerumah. Kutepis sejenak pikiran yang menghujam diotakku dan berkonsen untuk berkendara. Untuk mempersingkat waktu aku berkendara lebih cepat dari biasanya sepeda, motor,mobil, truck, dan bus aku salip layaknya ada diarea balap. Jalan yang begitu indah dan berseni alias banyak benjolan dimana-mana sering aku tabrak begitu saja dan terdengar bunyi klitik,barak yang bersumber dari uang receh yang lumayan banyak aku taruh dikantong motor metikku.
Sebelumnya izinkan aku berkenalan dulu. Namaku Zukruf Fatimah yang berasal dari kata Zukruf yang berarti perhiasan dan Fatimah adalah penggalan dari nama putri kesayangan Rasulullah yaitu Fatimah Az Zahra, mungkun kedua orang tuaku ingin aku layaknya Fatimah menjadi perhiasan yang indah dikehidupan dunia dan akhirat, aku begitu suka dengan nama ini. Panggil saja aku Zukruf. Sekarang aku berumur 17 tahun dan tepatnya kelas XI IPA di SMA paforit di daerahku yaitu SMA Negeri 1 Pelita. Aku tinggal dikeluarga kental dengan kasih sayang dan juga agamanya. Tapi sayangnya aku belum berjilbab, sedangkan kakak perempuanku sudah dan dia adalah saudaraku satu-satunya yang ku miliki.
Tak..tak.. bunyi butiran hujan yang mengenai helemku. Hujan turun begitu lebatnya dengan waktu yang cepat. Sragam SMA yang ku pakai mulai basah, sempat berfikir untuk memakai jas hujan tapi aku memang berniat ingin hujan-hujanan, ya karna aku suka dengan hujan. Bagiku hujan adalah risky dari Allah untuk kita syukuri. Tapi aku mulai ingat berapa banyak paket serta buku di dalam tasku, sepontan aku ngerem mendadak dan memakai jas hujan. Taukah keadaanku sekarang? sragam bagian depan sudah basah kuyup, untung tas yang sedang diam manis di punggungku baru basah bagian atasnya. Aku tertawa kecil karena  sifat lupa dan spontanku slalu datang begitu aja. Coba kalo aku sadar dari tadi aku pasti sudah dibalut dengan jas hujan dan tak kedinginan seperti ini. Bagiku aku rela basah kuyup asal tidak dengan jendela-jendela ilmuku. Sempat teringat waktu masih duduk di bangku SMP, aku  menangis lumayan lama karena kehilangan LKS Fisika dengan keadaan dimana soal-soal dilembar terakhir sudah selesai aku kerjakan semalaman dan itu berarti akhir dari semua soal-soal selama 6 bulan di dalam LKS tersebut . meski pada akhirnya ketemu didalam tas warna coklatku karna hari itu aku ganti tas dengan warna kuning.
Sesampainya dirumah tak ku temui satu orangpun disini, kuputuskan untuk membersihkan diri. Saat selesai,aku terkejut melihat Ibuku berwajah cemas. Dan beliau mulai bercerita, “Zu sekarang nenekmu sedang sakit dan dibawa bapakmu berobat”, tutur ibu kepadaku. “Pantas tadi tak kulihat bapak dan nenek saat sampai dirumah buk”, jawabku. Akan tetapi aku tersentak saat mendengar ibu berkata, “nenekmu tadi siang berpesan yang aneh-aneh dengan ibu dan bapak”. Aku hanya menjawab, “udah tidak apa-apa buk, insya Allah nanti sembuh”. “semoga saja begitu Zu”, kata ibu. Pikiranku serasa disengat lebah, begitu nyeri dan fikiran yang tak baik muncul seakan nenek akan pergi untuk meninggalkan kami dalam waktu yang lama.
Aku duduk termenung di korsi belajar dan memulai petualangan didalam pikiran mengingat kenangan-kenangan dimasa lalu yang begitu penuh dengan kasih sayang. Waktu kecil aku teramat nakal dan sering dimarahi ortu. Efek dari marahnya ortu pasti aku langsung nangis dengan durasi yang begitu teramat lama pernah sampai 4 jam aku bias meneteskan air mata dengan rengekan cirri khas anak kecil, taukah siapa yang menggendongku serta membelikan aku permen dan jajan? Nenekku.
Aku dekat dengan beliau meski beliau bukan orang tua dari bapak ataupun ibiku  dan aku dulu tidurnya juga dengan beliau sejak umur 3,5tahun, bukannya karena tidak mau tidur dengan orang tuaku saat usia kecilku, tapi karena kakakku tidurnya sama beliau jadi aku iri dan juga pengen.
Tanganku terasa dingin saat mengusap air mata yang menetes dipipi, aku kembali diwaktu sekarang dan selesai membayangkan masa-masa kecilku dengan posisi masih diatas korsi kayu. Hatiku terasa kacau dan bayangan yang terburuk sering melintas dipikiranku lagi. Aku berdo’a kepada sang pembuat hidup dengan suara setengah menangis: “ya Allah berilah kesembuhan kepada nenek saya dan berilah umur yang panjang pada beliau. Jangan ambil beliau dulu ya Allah karna aku merasa belum bisa membalas semua yang telah beliau berikan pada saya. Saya ingin beliau melihat kesuksesan saya selain orang tua saya dimasa depan.”
Beberapa minggu ini aku sering pulang kerumah karena keadaan nenek yang sakit. Hari demi hari beliau membaik keadaannya dan sekarang beliau kembali seperti dulu bisa dibilang sudah sembuh. Aku begitu menyayangi beliau dan tak henti-henti aku panjatkan puji syukur ke sang pencipta didalam do’aku.
*)     Teman, Allah itu tidak tidur dan mendengar do’a hamba-hambanya meski itu didalam hati sekalipun. Dari cerita ini aku ingin memperlihatkan betapa do’a yang tulus selalu didengar oleh Nya, aku berdo’a untuk kesembuhan nenekku dan itu terkabulkan teman. Pasti bukan cuma aku tapi semua keluarga besarku meminta untuk kesembuhan nenek.
Kematian bagi kita memang selalu menakutkan karna kita selalu merasa belum mempunyai bekal yang cukup di akhirat kelak. Tapi kita hanya bisa berdo’a teman, semua sudah diatur olehNya,diatur dengan segala awal dan akhir yang begitu indah. ^^ J
 

Ahwanti Blog Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea